02 February 2009

Sesalku kini

Semuanya terjadi terlalu cepat

Usiaku masih terlampau muda untuk Ia tinggalkan

Kini Ia pergi tak akan pernah kembali

Dulu, saat Ia masih bersamaku
Ia selalu bertemu Tuhan dan berdoa disampingku
Ia selalu menyebut namaku dalam doanya
Ia juga selalu menyebut nama wanita yang selama ini di cintainya
Begitu banyak kenangan yang masih terekam di ingatanku
Aku selama sekali tak pernah menduga akan kehilangannya
Cintaku untuknya pun baru terasa sangat hangat saat Ia pergi
Berkelahi layaknya seorang muda dengan yang tua selalu setiap hari
Aku selalu marah, kesal dan menyalahkannya
Mungkin aku tak akan sadar bahwa aku terlalu jahat dan durhaka terhadapnya
Duduk di pangkuannya pun aku tak mau
Menciumnyapun hanya sesekali

Tapi...
Kekesalanku dulu menjadi mimpi yang ku damba kini
Aku hanya sempat mencium raganya yang terkulai tanpa nyawa
Aku tak akan mungkin bisa seperti dulu
Menciumnya, dan melihat Ia tersenyum saat itu
Tapi aku hanya menoleh kesal !
Sekarang, aku takkan pernah merasakan kebahagiaan bersamanya lagi
Aku takkan pernah memeluknya lagi
Aku takkan pernah menciumnya lagi
Kenapa aku begitu egois ?
Kenapa aku tak pernah berfikir bahwa manusia itu akan mati ?
Aku terlalu angkuh
Sekarang aku ingin sekali duduk di pangkuannya
Sekarang aku ingin sekali menciumnya, memeluknyaa
Seorang laki laki yang begitu gagah
dan selalu mencintai keluarganya
Menurutku, Ia adalah pemimpin dari segala pemimpin
Walaupun Ia keras, tapi Ia tak pernah marah
Ia selalu menangis dalam doanya
Baginya, pemimpin tak boleh lemah di hadapan anak buahnya
Aku ingin bertemu dengannya

Tuhan,
Jika aku di beri kesempatan untuk bertemu dengannya lagi
Aku akan memeluknya
Aku akan menciumnya
Dan aku akan mengatakan, "Papa, Aku sangat mencintaimu !"

0 comments:

Post a Comment

comment for this post